Rabu, 22 Oktober 2008

Menggunakan program er mapper

  • Mengaktifkan Program ER Mapper
    • Dari Windows 95 atau Windows 98 atau Windows lainnya non aktifkan/tutup semua program yang lain (bila ada) dan non aktifkan program screen saver (bila ada).
    • Dari menu Start pilih Programs kemudian pilih ER Mapper – ER Mapper maka akan muncul gambar sebagai berikut :



    • Gambar 6. Menu Utama ER Mapper

    • Atau dari dekstop komputer dapat dicari shortcut icon seperti gambar dibawah ini, lalu di-klik dua kali, sehingga juga akan muncul menu seperti diatas.


    Gambar 7. Shortcut ER Mapper


  • Import dan Konversi Format Data
  • Langkah pertama dalam pengolahan citra adalah melakukan konversi data sehingga data tersebut dapat dibaca dan dikenali oleh software yang digunakan. Konversi data adalah pengubahan satu format data ke format lain, ini dapat dilakukan dengan cara melakukan proses import maupun eksport data. Data yang di import maupun di eksport ada 2 jenis yaitu data raster dan data vektor. Sedangkan penyimpanan data-data penginderaan jauh tersebut bisa disimpan dalam tape magnetik, CD ROM, disket, zip drive, atau media penyimpan lainnya,

    Data raster adalah salah satu jenis data masukan untuk pengolahan data. Data raster meliputi data citra satelit, foto udara, digital terrain model (DTM), data seismik dan data geofisika. Pada saat kita mengimpor sebuah file data raster citra (dengan menggunakan program pengimpor ER Mapper), ER Mapper mengkonversikan data tersebut dan membuatnya menjadi dua buah file yaitu :

    1. File data binari yang mengandung data raster dalam format BIL (Binary Interleaved by Line).
    2. Kepala file (header) data ASCII dengan ekstensi *.ers

    Catatan : Header merupakan file yang sangat penting karena menyimpan semua informasi data yang kita import, seperti : format data asli, datum, jumlah band , dsb. Header ini dapat di buka dengan program wordpad.

    Data vektor adalah salah satu jenis data masukan yang disimpan dalam bentuk garis, titik, dan poligon. Misal data yang dihasilkan oleh software ARC/INFO. Data vektor yang di import tersebut kemudian disimpan menjadi 2 file yaitu :

    1. File data ASCII yang mengandung data vektor
    2. Kepala file (header) data ASCII dengan ekstensi *.erv

    Sebelum kita melakukan proses import ataupun eksport data, ada beberapa hal yang harus diketahui dengan data yang kita dapatkan agar proses ini dapat dikerjakan. Informasi yang harus diketahui tersebut adalah:

    1. Data dalam format software apa dan dengan ekstension apa. Contoh data yang kita peroleh dari Bank Data LAPAN dengan format ERDAS 7.5 dengan ekstension *.lan. Atau data dengan format ERDAS Imagine 8.2 dengan ekstension *.img. Maka dengan informasi ini saja kita sudah dapat melakukan proses konversi data sepanjang software yang kita pakai memiliki fasilitas konversi dari format tersebut.
    2. Format Data, apakan data kita dalam format BIL, BSQ, atau BIP, kemudian dalam binary atau ASCI, panjang kolom dan barisnya, jumlah band, jenis file apakah single file multi band atau multi file single band serta jumlah headerya. Data-data tersebut biasanya sangat kita perlukan dalam. melakukan proses konversi guna memilih jenis konversi yang kita butuhkan dan parameter-parameter yang harus dimasukkan selama proses konversi. ERMapper 6.4 memiliki fasilitas konversi yang relatif lengkap dalam mengimpor data akan tetapi sangat terbatas untuk mengekspor data ke format software lainnya.
    Langkah Kerja :
    • Dari menu bar pilihan Utilities yang akan menampilkan berbagai jenis data yang dapat diimpor dengan ER Mapper.
    • Untuk mengkonversi dari format ERDAS LAN, pilih Import Image formats kemudian pilih ERDAS 7.5 HEAD74
    • Klik Import, akan keluar tampilan sebagai berikut :



    • Gambar 8. Menu Import



      Gambar 9. Jendela Dialog Import dari ERDAS

    • Klik Import File/Device Name untuk memilih file yang akan diimpor, dengan mengklik akan muncul kotak dialog baru yaitu kotak Input File Selection. Kemudian pilih direktori yang berisikan file yang akan diimport sebagai contoh D:\Remote Sensing\TM980126G.lan, gambar menunjukkan direktori sehingga harus di klik dua kali untuk membukanya, sedangkan gambar menunjukkan suatu file, sehingga file TM980126G.lan akan terlihat seperti TM980126G.lAN pada kotak dialog tersebut.



    • Gambar 10. Jendela Dialog Lokasi File yang akan di Import

    • File yang akan diimpor juga dapat langsung diambil dari CD-ROM, sehingga tidak perlu file tersebut dicopy terlebih dahulu ke hard disk tetapi input file langsung dari direktori CD-ROM.
    • Klik Output Dataset Name untuk menempatkan dataset hasil impor, dengan mengklik akan muncul kotak dialog baru yaitu kotak Output Dataset Selection yang mirip dengan kotak dialog Input File Selection. Kemudian pilih direktori yang akan disikan nama file baru (mencari direktori dapat menggunakan tanda panah) sebagai contoh D:\Remote Sensing\, kemudian ketikan nama file baru misalnya BS980126.ers, (catatan: penulisan extension .ers setelah nama file dapat tidak ditulis karena ER Mapper akan otomatis memberi tambahan .ers setelah nama file).
    • Pilih Geodetic Datum dan Map Projection jika data yang diimport sudah sesuai dengan posisi di bumi. Jika data yang diimport adalah data asli maka set Geodetic Projection dengan RAW dan Map Projection dengan RAW.
    • Klik OK
  • Menampilkan Citra
  • Setelah mengimpor data citra maka tahapan-tahapan berikutnya adalah menampilkan citra di layar komputer untuk mengevaluasi kualitas dan geografi daerah citra. Jika datanya berkualitas jelek atau daerah yang diinginkan tidak tercakup kita mungkin memutuskan untuk tidak meneruskan pengolahan data tersebut dan mencoba menampilkan data citra lainnya yang lebih baik.

    Ada beberapa cara yang bisa dipakai untuk melihat tampilan citra, yaitu pseudocolor, red green blue (RGB), hue saturation intensity (HIS), dimana semuanya dinamakan sebagai tampilan komposisi warna. Dalam ER Mapper pemilihan warna untuk tampilan data raster dinamakan denga ‘color mode’.

    Pada latihan ini, ke-3 cara dalam menampilkan citra akan di coba semua, dan dibandingkan kenampakan yang ada pada masing-masing citra yang dihasilkan. Mode pseudocolor adalah teknik tampilan citra tunggal, sedangkan mode RGB adalah teknik komposit. Penyusunan citra komposit dimaksudkan untuk memperoleh gambaran visual yang lebih baik seperti halnya melihat foto udara inframerah, sehingga pengamatan obyek, pemilihan sampel, dan aspek estetika citra dapat diperbaiki. Dalam pembuatan citra komposit ini, saluran masukan (input) bisa diganti-ganti sesuai dengan kebutuhan analisis. Citra komposit yang demikian disebut citra komposit tak standart. Sedangkan citra komposit standart adalah citra yang dibentuk dari perpaduan saluran dengan rujukan foto udara inframerah dekat.

    Langkah Kerja :
    • Dari menubar pilih File - New untuk membuat tampilan kosong atau klik .
    • Dari menubar pilih View / Algorithm, atau dari toolbar klik untuk menampilkan isi dari algorithm dari Window atau tampilan yang dibuat sebelumnya.
    • Akan muncul tampilan kotak Algorithm dan kotak window baru sebagai berikut :



    • Gambar 11. Jendela Pengaturan Algoritm

    • Pada kotak window image ada tulisan


    Pada kotak tersebut belum ada image karena belum ada file image yang dimasukkan. Tanda *** menunjukkan window/kotak tersebut sedang aktif atau sedang dipilih, angka 1 menunjukkan bahwa kotak window tersebut adalah kotak pertama yang dibuka, angka ini akan bertambah sebanyak jumlah kotak window yang dibuka sehingga bila kita membuka kotak ke 15 maka akan muncul angka 15 pada tampilan tersebut. Tulisan Algorithm Not Yet Savedberarti tampilan window yang kita buka belum disimpan dalam file algoritma (.alg).

    • Dari menu Algorithm pada gambar diatas klik dibawah kata No Dataset untuk meload Data yang akan ditampilkan.
    • Akan keluar tampilan baru, kotak Raster Dataset



    • Gambar 12. Jendela Pemilihan File

    • Kemudian pilih Data yang akan ditampilkan berarti kita memilih file yang di highlight dan kotak Raster Dataset akan menutup berarti kita memilih file yang di highlight dan kotak Raster Dataset tidak akan menutup. Kalimat this layer only yang mengikuti kata OK dan Apply menunjukkan bahwa perintah tersebut hanya berpengaruh pada layer yang dipilih saja tetapi tidak untuk semua layer.
      adalah perintah untuk memperlihatkan informasi dari file dataset yang akan kita pilih, akan tampil kotak seperti berikut


    Gambar 13. Jendela Informasi Dataset

    • Bila data tersebut adalah data asli, maka cell size x dan y akan bernilai 1 meters. Nilai ini harus kita ubah terlebih dahulu sesuai dengan resolusi spasial Landsat-TM yaitu 30 meters, yaitu dengan mengklik . Kemudian akan tampil:



    • Gambar 14. Jendela Dataset Header Editor

    • Kemudian klik akan muncul kotak baru



    • Gambar 15. Jendela Dataset Header Editor Raster

    • Kemudian klik akan muncul kotak baru



    • Gambar 16. Jendela Dataset Header Editor Sel

    • Isikan nilai 30 pada pilihan Xdimension dan Ydimension seperti contoh diatas, lalu klik OK.
    • Klik Yes bila ada pertanyaan Save changes before closing editor?
    • Nilai cell size x dan y akan berubah menjadi 30 meters, kemudian klik Cancel.
    • Setelah data file kita pilih, kemudian kita menentukan layer apa yang akan menampilkan data tersebut. Bila sudah terpilih, maka nama file akan terlihat pada kotak Algorithm



    • Gambar 17. Jendela Algoritm

    • menunjukkan layer pada file terpilih yang aktif dan akan ditampilkan pada layer tersebut (contoh diatas menunjukan band 1 sebagai layer terpilih). Dengan mengklik tombol panah kebawah disamping tulisan B1:Band1 maka akan tampak seluruh layer yang ada pada file tersebut (dalam hal ini adalah 7 band dari Landsat-TM) seperti contoh diatas.
    • Set jenis layer yang akan digunakan untuk menampilkan data yang telah diload, beberapa pilihan layer yang disediakan adalah Pseudo, Red, Green, Blue, Intensity, Height, dll. Untuk mengetahui jenis layer dapat dengan mengklik kanan pada kalimat Pseudo Layer akan muncul



    • Gambar 18. Pengaturan Komposit Warna

    • Tanda • menunjukkan jenis layer yang dipilih.
    • Untuk menampilkan kombinasi kanal 542 misalnya, maka buat 3 layer yaitu Red, Green, dan Blue
    • Untuk menampilkan hasil klasifikasi, maka buat layer Class Display
    • Untuk menampilkan Pseudo Color, maka buat layer Pseudo

    Catatan :
    • Untuk mengganti jenis layer klik kanan pada layer yang akan diganti.
    • Untuk menduplikasi layer klik Duplicate atau copy layer kemudian paste layer
    • Untuk menghilangkan layer klik cut layer
    • Untuk Menonaktifkan layer, klik kanan kemudian pilih Turn Off atau klik
    • Gambar dan untuk menaikan dan menurunkan layer setingkat


  • Menyusun dan Menampilkan Citra Komposit Warna
    • Buka Algorithm Window, dan isikan datasetnya.
    • Dalam menu yang ada di dalam Algorithm Window, klik tab Surface dan gantilah Color Mode-nya menjadi Red Green Blue.
    • Klik Duplicate dua kali untuk membuat dua baris yang sama dengan baris dataset yang pertama. Sekarang terdapat tiga buah baris dari dataset yang sama dalam kontrol baris Pseudocolor.
    • Pada baris pertama ganti Pseudo dengan mngklik kanan baris yang dimaksud dan pilih Red, kemudian pilih band/saluran yang diinginkan pada Select a Band, misal band 4.
    • Pada baris kedua lakukan hal yang sama seperti point 4 dan ganti Pseudo dengan Green, pilih band yang diinginkan, misal band 3.
    • Pada baris yang ketiga ganti Pseudo dengan Blue dan pilih band yang diinginkan, misal band 2.
    • Pada window citra akan muncul citra RGB dengan tampilan yang agak gelap.
    • Untuk memberikan kontras yang lebih baik, klik tombol . Cara lain untuk membuat citra komposit adalah melalui Toolbar Forestry dan klik icon Create RGB Algorithm.
    • Isikan dataset citra yang akan dibuat RGB-nya, lalu klik OK.
    • Citra komposit akan terbentuk biasanya dengan kombinasi band 321, untuk mengubahnya buka Algorithm Window, dan ubah kombinasinya.

    Set jenis Default Surface yang akan digunakan untuk menampilkan data yang telah diload, beberapa pilihan Surface yang disediakan adalah Pseudocolor, Red Green Blue, Hue Saturation Intensity. Untuk mengetahui jenis layer dapat dengan mengklik kanan pada kalimat Default Surface seperti gambar dibawah :


    Gambar 19. Jendela Pemilihan Surface

    • Tanda - menunjukkan jenis Default Surface yang dipilih
    • Set Default Surface dengan mengklik Red Green Blue,
    • Buat layer Red, Green, dan Blue, aktifkan ketiga layer in
    • i
    • Pilih kombinasi kanal yang dikehendaki, contoh berikut menampilkan kombinasi kanal 542 (B5:Band5 – Red Layer, B4:Band4 – Green Layer, B2:Band2 – Blue Layer)

    Tidak ada komentar: